Paris? Ibukota Perancis? Namanya boleh saja sama. Namun Paris yang saya sebut di atas adalah abbreviation (singkatan) dari Paris Haji Hussin. Di kota Pontianak terdapat dua Paris yang pertama adalah Paris I dan yang kedua adalah Paris 2 yang terletak diseberangnya yang dipisahkan oleh jalan raya dua arah yang berbeda.
Waktu saya menyambangi kedai ini, saya sudah disambut dengan senyum manis penjualnya yang saya perkirakan masih berusia remaja, berhijab dengan paras yang lumayan manisnya. Kebetulan saja saya sudah sering mampir di kedai Lontong Sayur IRMA ini, dan menu pesanan saya selalu sama yakni seporsi Lontong Sayur tanpa tambahan serundeng (maaf kalau salah menuliskannya-red). Jadi begitu saya order, penjual nya langsung hafal pesanan saya.
Silahkan dilihat dahulu beberapa foto yang berhasil saya ambil saat saya mampir di kedai tersebut Kamis 10 Maret 2016 pagi
![]() |
MURAH : Lontong sayur satu porsi ini dibandrol harga 12 ribu rupiah.Foto Asep Haryono |
![]() |
NYAMAN : Ruang yang lega membuat betah para pengunjungnya. Foto Asep Haryono |
![]() |
SENDIRI : Belum ada staf atau asisten. Penjualnya sendirian nyaris yang saya liat setiap hari. Foto Asep Haryono |
![]() |
SPANDUK : Membentang lebar di bagian dalam. Semua menu yang disajikan tertera lengkap dengan harganya. Foto Asep Haryono |
Seporsi lontong sayurnya dipatok harga Rp.12.000,- (Dua Belas Ribu Rupiah). Cukup terjangkau menurut ukuran saya. Dalam semangkuk Lontong Sayur itu porsinya cukup banyak bagi ukuran lingkar perut saya.
Dibanjiri oleh kuah yang nyaman dengan santan yang cukup terasa, sayur labu siem, dengan potongan tahu di dalamnya. Masih ditambah lagi dengan potongan telur rebus sebagai penambah cita rasa.
Bagi yang kurang suka atau alergi terhadap telur bisa order ke penjualnya untuk menghilangkannya. Jangan harap berkurang harganya ya. Harga tetap sama. Hehehe. Saya suka dengan cara penyajian dari Kedai Lontong Sayur IRMA di Paris 2 ini. Kerupuk yang merupakan bagian dari porsi Lonong sayur ini disajikan terpisah. Tidak dicampur.
Hal ini menunjukkan bahwa penjual paham bahwa pelanggan atau penikmatnya ada yang tidak suka pesanannya langsung dicampur dengan produk makanannya. Biarlah pelanggan yang mencampurkan sendiri kerupuk itu atau diapain saja terserah penikmatnya. Bagi saya ini menambah poin khusus dalam hal serving atau penyajian.Bagi yang fans pedas atau penyka pedas jangan kwatair. Sambel cair maupun sambel tradisional yang diulek juga sudah tersedia dimejanya. Tisu juga sudah tersedia. Yang unik dari kedai Lontong Sayur IRMA ini adalah jam bukanya. Jadi jika sahabat ingin menikmati Lontong Sayur ini bisa datang di waktu pagi dikisaran jam 08.00 s/d jam 11.00 WIB saja. Di atas jam "operasional" mereka tidak dijamin masih ada. Ludes.
Beberapa bulan yang lalu di kedai itu ada juga Penjual Zuppa Soup. Ada yang tau Zuppa Soup. Semacam sup krim yang nikmat dengan toping sehelai roti panggangnya. Sayang sekali sudah tidak berjualan lagi. Nah jika sahabat datang ke kedai ini di atas jam 19.00 WIB maka berubah mrnjadi Kedai Mie Ayam dan Mie Bakso Nah beda kan? Kelak akan saya tulis dalam edisi yang akan datang. Insya Allah. (Asep Haryono)
Enak ini pak buat sarapan :-D
ReplyDelete@Nasirullah Sitam : Heihiehe ya bener sekali. Senang juga kalau sarapannya turin walau tidak harus lontong sayur
Deletewah sayurnya enak banget, tempatnya juga bersih, penataan kursinya juga rapi banget ya kang...
ReplyDelete@Dwi Puspita : Eh iya bener. Penataannya juga sudah teratur sedemikian rupa. Senang bangeds ya
Deletewushhh..mateb banget sayurnya kang....
ReplyDelete@Dwi Puspita : Ahayyyyyyyyyyyyy ada mba Dwi. Piye kabare mbakyu. Hihihihi. Iya mantep bingidsss
DeleteKalau masalah lontong sayur..ini menu sarapan ku setiap hari selain bubur ayam...
ReplyDelete@Sonny Ogawa : Wah mantep ya. Sarapannya rutin Bubur Ayam atau Lontong Sayur Saya juga pernah menulis tentang Bubur Ayam juga beberapa bulan yang lalu. Bubur Ayam juga kerennn
DeleteIni kalau ada orang Perancis pas ke Pontianak menyaksikan GMT, wah dikira serasa menyantap makanan di rumah sendiri mas,,,, La sama dengan Ibukotanya, hehehe... Ulasanannya menarik Mas Asep... di tunggu tulisan edisi yang akan datang mas :-)
ReplyDelete@Anis Hidayah : Wahahaha iya bener. PARIS sih memang sama namanya ya denga Ibukota Perancis. Hiehihee. Terima kasih sudah mampir ya, Salam kami sekeluarga di POntianak
Deletedilintasi oleh Gerhana Matahari Total (GMT) tapi kurang sempurna, trus abis nonton gerhana langsung pada makan lontong gitu mas ceritanya..?
ReplyDelete@Trik Pos : Hahaahahha
DeleteIya, bener baiknya krupuk dipisah krn ga semua pelanggan suka krupuk, kyk saya ini :)
ReplyDelete@Pipit Widya : Eh iya ternyata kita juga punya kesamaan ya. Saya suka nya kerupuk tidak langsung dicampur dengan makanannya. Biar saya sendiri aja yang campurin.. Tosss mba
DeleteWaduh mau dong tuh saya mas lontong sayur manteeeppp kelihatannya, sambalnya yang banyakan, kerupuknya jugaaaa hehehehe :)
ReplyDelete@Diar Nurhakim : Heheh wah ternyata fans berat sambal ya. Waa kalau gitu kita ada kesamaan donk ye. HIhihihihie
Deletemantap sekali
ReplyDeleteAku juga sering beli lontong sayur harganya 6000, biasa kubungkus bawa pulang. Makan satu porsi sudah kenyang. Kapan-kapan kutulis juga ah di blog :D
ReplyDelete